MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Catatan penting pada 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia adalah masih adanya ketidakadilan ekonomi yang dirasakan oleh warga bangsa Indonesia. Catatan ini dipertebal oleh pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia.
Tidak bisa dipungkiri, dampak pandemi covid-19 ini juga terasa pada sektor ekonomi. Menurut Prof. Dadang Kahmad, terjadinya pandemi covid-19 juga ikut mempertajam disparitas ekonomi di masyarakat.
“Banyak orang yang bisnisnya tidak laku, orang-orang kecil semakin susah hidupnya. Sementara orang-orang yang ekonominya kuat tambah kuat lagi,” katanya pada (19/8) dalam Catatan Akhir Pekan “Peringatan 76 Tahun Republik Indonesia.
Mengutip beberapa sumber, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Pustaka dan Komunikasi ini menyebut, saat ini bahkan penambahan kekayaan masyarakat kelas atas ada yang mencapai triliunan.
Catatan 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia juga ada dalam bidang politik. Pasalnya, demokrasi yang diidamkan oleh Indonesia belum dipraktekkan secara luas di negeri ini. Prof. Dadang beralasan, karena masih sering dijumpai pembukaman publik atas kritik yang mereka sampaikan.
“Demokrasi belum secara luar dipraktekkan, karena masih banyak orang yang mengkritik diberangus, mengkritik diintimidasi. Bahkan ada yang dipenjarakan,” ungkapnya.
Termasuk dalam bidang, menurutnya di Indonesia ini masih sering dipermainkan oleh mereka yang punya modal. Mereka dengan seenaknya mempermainkan hukum dengan modal yang dimiliki, hukum bisa jadi tebang pilih.
Menyikapi itu semua, Prof. Dadang menegaskan bahwa Muhammadiyah tetap berjuang memangkas ketidakadilan. Muhammadiyah tidak bermanuver dalam politik, sebab bukan organisasi yang berorientasi pada politik.
“Kita tetap berjuang di pendidikan, berjuang di kesehatan, berjuang di bidang kesehatan,” tegasnya.
Hits: 25