MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki program khusus berbeasiswa yakni Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT). PPUT-UMM ini berdiri pada tahun 2003 dan telah meluluskan 10 angkatan. Tahun ini, PPUT-UMM kembali membuka kesempatan bagi angkatan ke-11. Perlu diketahui bahwa penerimaan PPUT itu dilaksanakan setiap tahun ganjil atau dua tahun sekali, namun mulai tahun 2022, PPUT-UMM berencana membuka program setiap tahun.
Agus Supriadi, Kepala Divisi Program Pendidikan Ulama Tarjih-UMM yang dihubungi redaksi Muhammadiyah.or.id, Kamis (4/8) kemarin, menuturkan PPUT-UMM ini lahir dan muncul sebagai upaya perkaderan terkhusus adalah ulama tarjih Muhammadiyah maka UMM berupaya untuk merekrut kader Muhammadiyah yang siap untuk dibina dan dididik untuk menjadi sosok Ulama Tarjih Muhammadiyah.
PPUT-UMM sendiri memiliki semboyan “Dari kader oleh Muhammadiyah atau oleh Universitas Muhammadiyah Malang dan untuk Bangsa”.
Dijelaskan Agus, proses pendidikan di PPUT-UMM ini adalah proses perkaderan yang berbeasiswa yang dilaksanakan kurang lebih selama delapan semester. Pendidikan yang didapatkan setingkat strata-1 yang masuk dalam program studi Hukum Keluarga Islam, UMM. Visi PPUT-UMM adalah berusaha mencetak intelektual tarjih unggul berwawasan tajdid.
Pendidikan Keulamaan Muhammadiyah

“Tujuan dengan hadirnya PPUT ini adalah berupaya untuk melakukan penanaman Islam yang komprehensif sebagai ajaran yang haq bagi peserta pembelajaran kemudian juga berupaya untuk menanamkan pembelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan implementatif artinya yang bisa dirasakan, dilihat, dipantau, melalui aktivitas keseharian mahasiswa sekaligus berupaya untuk mendidik budi pekerti luhur mahasiswa dan juga mengatakan dan mendidik kader tarjih Muhammadiyah yang berwawasan tajdid,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agus menerangkan, PPUT didirikan atau dibentuk sebagai respon keprihatinan sekaligus optimisme akan minimnya ulama-ulama Muhammadiyah di masyarakat. “Di satu sisi ulama Muhammadiyah ini sedikit di bidang keulamaannya tetapi di sisi yang lain ini menimbulkan optimisme dari UMM sehingga apa yang kita bentuk bisa dirasakan secara real dan nyata di masyarakat,” terangnya.
Maka, PPUT-UMM ini menekankan nantinya para ulama yang didik bisa betul-betul bisa membaca dan memahami kitab gundul/kitab kuning. Sejalan dengan itu, di era modern ini para mahasiswa juga perlu diajarkan dan memperdalam kitab putihnya (Sains,dll). “Oleh karena itu mahasiswa yang masuk ke program PPUT selain yang akan mendapatkan materi-materi yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman, klasik, juga akan mempelajari materi-materi yang akan menunjang untuk masa depan dengan aktivitas sainsnya. Salah satunya adalah tergabung di prodi hukum keluarga Islam. Jadi di sana akan ada materi-materi yang bukan hanya nilai-nilai keislaman secara basic tetapi lebih kepada aspek pengembangan yang lebih luas,” papar Agus.
Persamaan dan Perbedaan dengan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Lainnya

Secara konsep atau niatan visi dan misi awal memiliki nilai-nilai kesamaan dengan PUTM di Yogyakarta atau di PTMA lainnya, Agus menjabarkan, Pertama, sama-sama berupaya untuk mengkader insan pilihan yang siap berjuang di masyarakat dengan kompetensi dan kapabilitas sebagai ulama. Kedua, rekrutmen diambil dari unsur rekomendasi terutama di tingkat ranting, kemudian dikuatkan oleh rekomendasi PDM, PWM, dan kadernya bisa dari ranting atau cabang di mana daerah tersebut membutuhkan. Ketiga, kader yang kita bina berasal dari pondok Muhammadiyah, madrasah Aliyah serta dari sekolah menengah yang setara dengan mempertimbangkan kompetensi dasar calon kader. Keempat, sama-sama dibina secara intensif melalui sistem boarding atau yang biasanya kita sebut asrama. Kelima, ada pembekalan materi-materi keislaman dasar, Manhaj tarjih, Kuliah Hukum Islam, dan Hukum Keluarga Islam. Keenam, sama-sama memberikan beasiswa pendidikan bagi calon kader.
Sementara untuk perbedaannya, Pertama, di PPUT-UMM ini mahasiswa yang mendaftar sudah secara otomatis terintegrasi berstatus mahasiswa program studi Hukum Keluarga Islam. Kedua, secara otomatis karena langsung kompetensinya dari Hukum Keluarga Islam maka harapannya kompetensi mahasiswa diarahkan menjadi ahli Hukum Islam, Hukum keluarga Islam, juga sebagai kader ulama tarjih Muhammadiyah. Ketiga, mahasiswa dikarantina selama dua tahun atau empat semester pertama dan dua tahun kemudian mahasiswa akan berada di luar asrama. Salah satunya adalah dilibatkan secara aktif di lingkungan aktivitas Persyarikatan, seperti masjid, PRM, PCM, dan PDM sekitar UMM. Keempat, PPUT-UMM menawarkan pembelajaran aktif melalui kompetensi komprehensif untuk menguasai ilmu-ilmu pokok di prodi Hukum Keluarga Islam yang mengacu pada kurikulum kemendikbud.
Tambahan Kompetensi bagi Mahasiswa PPUT-UMM
Berbeda dengan mahasiswa PTMA pada umumnya, Agus menjelaskan bahwa mahasiswa PPUT-UMM diberikan bekal-bekal khusus. Yang jelas wajib diberikan adalah kompetensi penguasaan dan pengmbangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Selain itu, Mahasiswa diberikan juga kemampuan softskill agar mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat.
“Harapannya mahasiswa PPUT-UMM memiliki nilai-nilai dari keislamannya mampu untuk bisa menelaah menganalisis baik itu al Quran atau as sunnah. Kemudian mahasiswa diharapkan memiliki nilai keikhlasan sehingga ilmu itu selain sebagai penopang kompetensi dasar tetapi juga lengkap dengan etika dan akhlaknya,” ungkapnya.
Mahasiswa PPUT-UMM, kata Agus, juga dipacu untuk menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan sehingga mereka mampu untuk saling menjaga persaudaraan dan peduli terhadap kemanusiaan. Ditambah lagi dengan sikap kegigihan dan kesungguhan dalam mencari ilmu ataupun dalam mengamalkan ilmu di masyarakat, menambah nilai-nilai kekeluargaan jadi harapannya ke depan kader juga diharapkan menjadi perekat umat yang mampu merangkul menjadi simpul-simpul kekuatan.
Contoh konkrit dalam pengembangan soft skill misalnya, mahasiswa akan diberikan langsung pelatihan IT, penulisan karya ilmiah, manajemen, ikut dalam program tahfidz, pelatihan MTQ, Khitobah, English Speaking, dan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas kader PPUT-UMM.
Fasilitas yang diberikan bagi Mahasiswa PPUT-UMM

Fasilitas yang diberikan diantaranya; 1) Beasiswa Pendidikan DPP/SPP Semester 1 sampai 8. 2) Beasiswa asrama 2 tahun, 3) Penguatan yang berkaitan dengan implementasi AIK, 4) Penguatan dan Penguasaan intens Manhaj Tarjih Muhammadiyah 5) Penguatan soft skill.
Masa Depan Lulusan PPUT-UMM
“Lulusan PPUT-UMM ini setelah diidentifikasi di antaranya banyak yang menjadi da’i atau tokoh ulama dari daerah pengutus, menjadi pendidik baik guru dosen, menjadi aparatur pemerintah misal menjadi Hakim/pengacara ada juga yang bergerak di praktisi lembaga bantuan hukum,” ungkap Agus.
Selain itu, ada pula yang melebarkan sayapnya menjadi entrepreneur, wirausahawan, hingga penulis buku. Terlihat bahwa lulusan PPUT-UMM ini tetap bisa berkiprah di masyarakat dan menerapkan keilmuan yang diterimanya baik di lingkungan terdekat serta dimanapun mereka berada.

Tentunya, bagi Agus, hadirnya PPUT-UMM ini sebagai sebuah wahana perkaderan ulama maka di antara cita-citanya adalah menghadirkan kader ulama tarjih Muhammadiyah yang memiliki kekokohan akidah, mampu mengintegrasikan moral dan keluasan ilmu agama.
“Berupaya untuk menghasilkan kader ulama tarjih yang memiliki kecakapan dalam memimpin, berdakwah, dan memberikan solusi keumatan sesuai dengan manhaj tarjih Muhammadiyah sekaligus mampu beradaptasi dan menjadi perekat umat dimana pun para peserta PPUT-UMM ini berada,” pungkas Agus.

Berikut informasi terkait Penerimaan Mahasiswa Baru Beasiswa PPUT-UMM Tahun Akademik 2022-2023.
Hits: 95