MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dari sedikitnya 23 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang dimiliki Persyarikatan, PCIM Mesir adalah pelopor cabang Muhammadiyah tertua di luar negeri.
Meski tercatat dalam struktur PP Muhammadiyah sejak 2002, akan tetapi Ketua PCIM Mesir, Umair Fahmidin mengungkapkan bahwa PCIM ini telah dirintis oleh para tokoh Muhammadiyah sejak masa Prof. Dr. Rasyidi, hingga Kiai Azhar Basyir pada tahun 60-an.
Dalam program Diasporamu TvMu, Senin (4/4) Umair menyebut jumlah anggota aktif PCIM Mesir kini berjumlah 200-an anggota. Sedangkan jika digabung dengan anggota tidak aktif, maka jumlah keseluruhannya mencapai 500-an orang. Tentang geliat organisasi, Umair menyebut bahwa PCIM Mesir sangat hidup. Apalagi PCIM Mesir telah memiliki gedung markaz dakwahnya sendiri di Kairo dan beberapa aset amal usaha. Hal ini memudahkan koordinasi beberapa kantong Persyarikatan yang tersebar di berbagai wilayah.
Di usia ke-20 tahun ini, PCIM Mesir rutin mengadakan pembinaan dan kaderisasi, produktif dalam berbagai program seni dan budaya, bahkan memiliki program beasiswa bagi kader asal Indonesia.
“Di tahun 2022 kita juga telah memfasilitasi kader yang ingin studi di Mesir sebanyak 45 orang,” jelasnya.
Untuk program unggulan, Umair menyebut ada di dua sisi, yakni amal usaha Lazismu dan TK ABA yang dikelola oleh kader perempuan ‘Aisyiyah. “TK ABA banyak peminatnya. Bahkan yang menitipkan anaknya tidak hanya dari warga negara Indonesia, tapi juga dari warga negara tetangga seperti Malaysia dan Asia Tenggara yang berada di Mesir. Untuk sekolah TK ABA Kairo ini kita upayakan terus pengembangannya dan kita harapkan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga upaya untuk mengembangkan TK ABA ini bisa berlanjut,” tuturnya.
Adapun mengenai Lazismu Mesir yang berdiri pada 2018 juga rutin mengumpulkan dana untuk diberikan dalam bentuk kegiatan amal kepada warga Mesir yang berekonomi rendah atau kepada mahasiswa asal Indonesia yang membutuhkan. Program hari besar Islam juga dimanfaatkan dengan baik untuk memperkenalkan Muhammadiyah kepada masyarakat Mesir, misalnya membuat kado ramadan, takjil on the road, dan pembagian daging kurban pada momen Idul Adha.
“Kami juga upayakan lewat kantong-kantong kaderisasi yang lain misalnya ‘Aisyiyah, Lazismu, dan Tapak Suci Mesir. Mereka punya porsi gerakan masing-masing,” pungkas Umair. (afn)
Hits: 9