MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAAKRTA—Pendekatan Rasulullah Muhammad SAW terhadap pemuda pada zamannya adalah suatu contoh kemajuan yang luar biasa. Beliau memberikan perlakuan yang penuh hormat kepada mereka dan mengakui potensi yang dimiliki pemuda dalam berkontribusi pada masyarakat. Beliau memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya melihat pemuda sebagai aset berharga bagi masyarakat, bukan beban.
Pada awal periode Islam, sebagian besar pengikut Rasulullah adalah pemuda. Fakta sejarah ini mencerminkan keyakinan beliau akan kapasitas pemuda dalam aktif berperan dalam penyebaran agama Islam. Rasulullah dengan tegas mempercayakan tanggung jawab besar kepada mereka, yang sering kali dianggap terlalu berat bagi orang dewasa. Ini adalah bukti kuat dari keyakinan beliau terhadap potensi dan kemampuan pemuda.
Beliau tidak pernah mengabaikan pemuda atau meremehkan peran mereka dalam masyarakat. Sebaliknya, Rasulullah mendorong mereka untuk mengambil peran penting dalam penyebaran Islam. Jika Rasulullah masih hidup hingga saat ini, beliau pasti akan mendorong kita untuk mengenali dan mengaktifkan potensi pemuda, sehingga mereka dapat berkontribusi positif dalam perubahan dunia.
Contoh nyata tentang pendekatan beliau terhadap pemuda adalah ketika Usamah ibn Zayd, pada usia tujuh belas tahun, dipilih untuk memimpin pasukan Muslim. Di bawah komandonya, terdapat tokoh-tokoh besar seperti Abu Bakr dan Umar ibn Al Khattab. Ini adalah bukti bahwa Rasulullah memberikan tanggung jawab besar kepada pemuda dan memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan mereka untuk memimpin.
Muadz ibn Jabal adalah contoh lain yang mengesankan. Beliau dipercayakan untuk menjadi wakil Rasulullah dalam penaklukan Makkah. Muadz banyak menghabiskan waktu bersama Rasulullah dan tumbuh menjadi seorang cendekiawan dan ahli hukum yang sangat dihormati. Pada usia muda, hanya dua puluh tujuh tahun, dia diangkat menjadi gubernur di Yaman, menunjukkan bagaimana Rasulullah melihat potensi besar dalam pemuda dan memberikan mereka tanggung jawab penting.
Rasulullah juga tidak melupakan kaum perempuan muda. Di zaman sekarang, seringkali kaum perempuan muda tidak didorong untuk memiliki ambisi dan pengetahuan. Namun, di awal perkembangan Islam, perempuan muda memegang peran penting dan vital.
Sebagai contoh, Asma binti Abu Bakr memainkan salah satu peran paling berani dalam melindungi Rasulullah ketika beliau melarikan diri dari Makkah ke Madinah. Saudari Asma dan istri Rasulullah, Aisyah, adalah bukti nyata betapa perempuan muda memiliki potensi besar dalam masyarakat Islam. Aisyah menjadi seorang cendekiawan dan ahli hukum yang sangat dihormati pada usia dua puluh tahun.
Pendekatan Rasulullah terhadap pemuda dan perempuan muda adalah teladan bagi kita. Beliau mendorong mereka untuk mengambil peran penting dalam masyarakat dan mempercayai potensi mereka. Rasulullah akan menasihati kita untuk terus mengembangkan pemuda, mendukung perempuan muda, dan memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi positif dalam masyarakat dan agama.
Hits: 848