MUHAMMADIYAH.OR.ID, AMERIKA SERIKAT—Dosen Religious Studies dari University of California, Riverside, Prof. Muhammad Ali menyebut, kemajemukan antara Indonesia dengan Amerika Serita (AS) itu mirip, meskipun jenis kemajemukannya berbeda.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Istimewa (PCIM) AS ini menjelaskan, kalau di Indonesia kemajemukan meliputi ethnic-suku, dan bahasanya berbeda, namun di AS jenis kemajemukannya adalah RAS nya. Ia menambahkan, di Amerika bukan hanya RAS putih, namun juga ada Amerika-Afrika, Middle East, Asian, dan lainnya.
Sementara, kemajemukan di tubuh internal umat Islam di Indonesia terdiri dari aliran Sunni sebanyak 95 persen, marjinal Syiah, Ahmadiyah minoritas, HTI, dan FPI yang dilarang. Sedangkan kemjemukan aliran di tubuh umat Islam di Amerika terdapat aliran Sunni sebanyak 65 persen, Syiah 11 persen, Ahmadiyah, HTI aktif, Non-denomintaional (tidak berafiliasi kepada salah satu aliran Islam) 24 persen, Salafi, Muslim Brotherhood, Gulen Movement, dan Jama’ah Tabligh.
“Di Indonesia FPI dilarang, karena dianggap oleh pemerintah lebih banyak masalahnya. Kalau di Amerika itu ngak ada larangan terhadap organisasi agama terkecuali organisasi dianggap sebagai teroris, menjadi teroris itu Amerika punya daftar-daftar,” ungkap Prof. Muhammad Ali pada (27/2) dalam acara Seminar Daring yang diadakan oleh Universitas Indonesia.
Ia menambahkan, dari kurang lebih 4 juta umat Islam di Amerika, 50 persen nya adalah mereka yang memeluk agama Islam sejak lahir atau mereka yang lahir dari keluarga muslim yang tinggal di Amerika. Islam di Amerika juga disebut sebagai agama yang berkembang dengan pesat saat ini. Prof Ali mencatat, umat muslim di Amerika saat ini berjumlah kurang lebih 1,4 persen dari 330 juta penduduk Amerika.
Dalam paparannya, Prof Ali juga menyingung tentang perbedaan terminology Islam di Indonesia dengan “Islam Indonesia”. Menurutnya, Islam di Indonesia adalah agama Islam yang berada di Indonesia dengan beragam ekspresi yang ada didalamnya. Sementara, terminology “Islam Indonesia” ia menyebut sebagai sebuah program dari umat Islam di Indonesia yang ingin mengatakan ada Islam Indonesia dan ada Islam yang bukan Indonesia.
“Ini pun terjadi dengan Islam di Amerika. Ada Islam in America, Islam sebagaimana dipraktikkan di Amerika dengan berbagai keragamannya. Tapi ada juga American Islam, Islam yang khas Amerika yang sebagian orang ingin membuat itu,” ungkapnya.
Konsep “American Islam” muncul dari usaha negosiasi untuk menjadi muslim dan menjadi American. Fenomena ini muncul karena di sebagian masyarakat Amerika yang menanggap tidak mungkin orang muslim menjadi orang Amerika.
Karakter keislaman dalam Islam Indonesia, kata Prof Ali, adalah usaha menjadikan Islam bukan hanya teori, tapi suatu amalan atau teori yang dipraktikkan. Karakter ini kemudian memunculkan istilah seperti membumikan Islam, Indonesainisasi Islam dan lain sebagainya. Istilah ini muncul untuk menunjukkan bahwa, meskipun Islam datang dari Arab tapi bisa diaplikasikan sesuai kelokalan.