MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Pada masa Nabi Muhammad, masjid menjadi pusat membangun peradaban. Masjid, bukan hanya menjadi tempat ibadah. Tapi juga menuntaskan permasalahan sosial yang ada.
Semangat tersebut menurut Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Miftahul Haq harus dilakukan oleh masjid-masjid milik Muhammadiyah sehingga masjid tidak menjadi tempat yang terpisah dari berbagai masalah di sekitarnya.
“Yang terpenting di Muhammadiyah adalah bagaimana masjid ini mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan masyarakat dan berdasar pada kebutuhan masyarakat sekitar sehingga tidak terpaku pada aktivitas-aktivitas keagamaan saja,” tekan Miftahul.
Dalam pengajian Majelis Tabligh yang disiarkan secara langsung di Youtube, Kamis (28/1) Miftahul menyebutkan pengelolaan masjid menjadi unsur penting. Sistem manajemen, pengelolaan, dan audit masjid harus mulai digarap oleh para takmir.
“Kita sebagai organisasi modern harus siap melakukan audit, transparansi, administrasi, akuntabilitas dan lain-lain. Jangan sampai masjid Muhammadiyah itu eksklusif misalnya, dananya disimpan tidak boleh diketahui orang lain. Ini tidak sesuai dengan kita sebagai organisasi modern,” terangnya.
Selanjutnya, masjid Muhammadiyah menurut Miftahul perlu untuk memperhatikan jaringan dan koneksi dengan berbagai amal usaha Persyarikatan, majelis dan lembaga Persyarikatan, hingga masjid-masjid Muhammadiyah lain di sekitarnya.
Masjid Muhammadiyah juga ditekankan untuk memiliki pintu yang terbuka bagi permasalahan umat sehingga umat memiliki rasa memiliki dengan kehadiran masjid.
Integralnya fungsi dan sistem ini menurut Miftahul amat perlu diperhatikan agar masjid-masjid milik Muhammadiyah mampu menghadirkan Islam yang menjawab permasalahan umat secara konkrit.
“Majelis di Pusat, Wilayah dan Daerah punya tanggung jawab,” tekannya merujuk pada permasalahan ini. (afn)