MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah meyakini bahwa pendidikan adalah pilar strategis penentu maju mundurnya suatu bangsa. Peradaban di berbagai dunia juga dimulai dari kualitas pendidikan.
Dari posisi strategis itu, pendidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir membawa misi peradaban Islam dengan ciri pendidikan holistik yang menyatukan antara aspek ruhani dan jasmani, ilmu dunia dan ilmu akhirat.
“Bagi kita Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, pendidikan bukan merupakan langkah-langkah strategis dan kebijakan semata-mata, tapi ada paradigma, ada value, ada qimmah yang harus terus kita perjuangkan, kita aktualisasikan dan kita integrasikan dalam keseluruhan proses pendidikannya,” ungkap Haedar dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis PAUD, Dasar dan Menengah PP ‘Aisyiyah, Rabu (9/8).
Misi tersebut, menurut Haedar harus terus diperkuat oleh lembaga pendidikan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Pendidikan yang diselenggarakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah kata dia tidak boleh sekadar memenuhi kebutuhan instrumental atau pasar saja, tapi wajib membentuk manusia utuh yang sesuai dengan fitrahnya, yakni bertuhan, berakal budi, dan berpengetahuan.
“Nah pendidikan Islam adalah satu proses mencerdaskan manusia yang terintegrasi di dalam dirinya baik potensi dia beragama, potensi dia berakal, potensi dia berilmu dan berbagai kecakapan hidup yang membentuk dirinya menjadi insan yang sempurna (Insan Kamil),” jelas Haedar.
Karenanya, lembaga pendidikan di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dia pesankan untuk menyasar aspek-aspek di atas seperti ruhani, jasmani, akal budi, dan pengetahuan.
“Sebab jika pendidikan menyasar satu aspek saja, maka akan timpang, tidak mampu mencerdaskan manusia secara totalitas,” ujarnya.
Dari rakernas yang digelar, Haedar berharap ada usaha transformatif dan revitalisasi pendidikan di lingkungan ‘Aisyiyah yang lebih progresif dalam membentuk sistem pendidikan holistik-integratif untuk melahirkan insan kamil dan khairu ummah.
“Dalam totalitas yang utuh itu, pendidikan harus mampu memobilisasi seluruh potensi manusia agar dia tetap beriman, bertakwa, berakhlak, cerdas, berilmu, bersosial dengan relasi lingkungan untuk menjadi khalifah di muka bumi dan tidak merusak kehidupan di muka bumi. Itulah tugas pendidikan Islam sehingga pendidikan Islam sejatinya adalah pendidikan yang bisa melintas batas, holistik, dan integratif,” pesannya. (afn)
Hits: 206