MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Hadir dalam forum takziah daring, Senin (23/8) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar warga Muhammadiyah mempertajam rasa empat dan simpati di tengah pandemi.
Wafatnya bangsa Indonesia sebanyak 127.214 jiwa adalah angka yang besar dan tidak boleh diremehkan dengan menganggap bahwa hidup dan mati adalah sekadar peristiwa alamiah biasa.
“Kita selaku muslim diwajibkan untuk menjaga dan menghargai hidup dan mati dan jangan sampai juga sebaliknya, menyia-nyiakan hidup dan menganggap ringan kematian. Memori kehidupan dan kematian yang penuh makna ini juga harus memberi ibrah ketika kita menghadapi pandemi yang besar ini,” kata Haedar.
Haedar berpesan agar warga Muhammadiyah senantiasa menjaga tutur kata dan tindakan agar tidak menyakiti perasaan masyarakat yang tertimpa musibah Covid-19.
“Boleh jadi ada satu dua orang yang tidak terkena bahkan ada satu keluarga dari sekian keluarga yang tidak kehilangan anggota keluarganya, tapi ingat di kanan kiri kita ada orang-orang yang terkena sakit terkait Covid-19 dan ada yang ditinggalkan oleh orang tercinta,” pesannya.
Ikhtiar menjaga kehidupan pun ditekankan Haedar agar menjadi usaha kolektif mencegah terjadinya penularan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada.
“Di sinilah sikap empati, simpati, dan hidupnya hati terhadap saudara-saudara kita yang terkena oleh musibah ini baik sakit atau meninggal menjadi kewajiban iman kita untuk menghargai mati dan hidup sebagaimana Allah menghargainya,” kata Haedar.
“Pikiran-pikiran yang lain yang terlalu mementingkan terhadap rasio atau instrumental lain, kita sisihkan agar kita tidak abai, agar kita tidak menganggap ringan dan agar kita tetap menjunjung tinggi nilai hidup dan mati seseorang yang Allah sendiri menghargainya,” pungkas Haedar.