MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Landasan teologi al-maun menjadi dasar dalam dakwah ‘Aisiyah sebagai salah satu cara meneguhkan spirit keagamaan dalam gerakan. Selama lebih dari delapan bulan ‘Aisyiyah turut fokus melakukan program penanganan untuk mengatasi dampak covid-19.
Disampaikan Tri Hastuti, Sekretaris Umum PP ‘Aisyiya, bahwasannya ‘Aisyiyah berupaya memperkuat taawun sosial dan prinsip-prinsip saling menolong di masa pandemic ini. Menurutnya, karena tolong menolong penting adanya satu frekuensi dengan rasa persaudaraan maka ‘Aisyiyah terus melakukan program yang berdampak bagi sesama.
Nilai spiritual yang jadi spirit ‘Aisyiyah, bukan hanya diterjemahkan lewat hubungan manusia dengan Tuhan namun juga manusia dengan manusia. Yakni bagaimana bisa saling bermanfaat satu sama lain.
“Kemualiaan seseorang akan ditunjukkan dengan nilai kebermanfaatan dia pada orang lain,” kata Tri, saat dihubungi redaksi Muhamamdiyah.or.id, Rabu (11/11).
Menurut Tri, sebagai manusia kita juga harus menyakini bahwa siapapun baik laki-laki atau perempuan, itu sama-sama akan dilihat nilai ketaqwaannya.
Wujud Nyata Bakti ‘Aisyiyah untuk Negeri
Selama ini ‘Aisyiyah juga telah menunjukkan bakti yang luar biasa pada negeri. Lewat kontribusinya, terjun memperhatikan kebutuhan kelompok rentan seperti perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok marjinal. ‘Aisyiyah mengajarkan bahwa gerakan perempuan pun bisa menjadi tonggak kemajuan bangsa.
Bentuk perhatian ‘Aisyiyah ditunjukkan dengan program-program bantuan atau santunan, pemberdayaan, dan pendampingan yang sudah tak terhitung jumlahnya. Contohnya seperti program ketahanan pangan di berbagai daerah di Indonesia dan pemberdayaan masyarakat pemulung di Bantar Gebang.
“Menguatkan pemberdayaan komunitas juga ‘Aisyiyah, misal dengan pemberian modal dan peralatan sehingga kelompok itu bisa berdaya, karena aisyiyah melihat yang paling terdampak dari krisis covid-19 ini adalah UMKM,” jelas Tri.
Hal yang penting juga, dengan spirit spiritualitas tadi aisyiyah juga melakukan monitoring dan pendampingan mengawal bantuan Pemerintah jangan sampai bantuan itu tidak tepat sasaran sehingga ‘Aisyiyah juga berperan dalam satgas covid-19 di desa-desa.
Meskipun terkendala covid-19, semua upaya tadi tetap bisa dilakukan ‘Aisyiyah dengan mentaati protokol kesehatan yang ketat. Sehingga semua program tetap bisa dilakukan dengan baik dan sesuai target yang ditentukan.
Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri
Memasuki usia ke 108 tahun Muhammadiyah, ‘Aisyiyah sebagai organisasi otonom khusus memaknai milad 108 tahun kali ini dengan rasa yukur dan refleksi.
Tri mengatakan rasa syukur ini perlu untuk mengapresiasi kerja-kerja baik yang telah dilakukan Muhammadiyah bersama seluruh komponennya. Apa yang telah dilakukan Muhammadiyah dari tahun ketahun ini diharapkan bisa menginspirasi orang lain untuk turut dan terus berbuat kebaikan. Selain itu juga menjadi contoh dan keteladanan organisasi yang konsisten untuk berkontribusi bagi umat dan bangsa.
“Selain untuk melakukan syukur agar orang belajar dari kita, juga menjadi forum refleksi apa yang kurang sehingga tau apa yang harus kita perbaiki,” ujar Tri.
Refleksi yang dimaksud Tri berupa evaluasi dari setiap program-program yang telah dilakukan. Mana program yang perlu ditingkatkan dan mana program yang masih harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. (syifa)
Hits: 5