MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG—Perpustakaan sekolah-sekolah Muhammadiyah didorong ke arah perpustakaan digital atau digital library. Berbagai buku koleksi dan termasuk artikel-artikel hasil riset baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa untuk didigitalisasi.
Menurut Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Prof. Biyanto menuturkan bahwa menuju perpustakaan digital yang tidak kalah penting adalah melakukan penelitian/riset. Penelitian tersebut bisa dilakukan secara kelembagaan maupun individu.
“Selain itu, perpustakaan Muhammadiyah juga harus me-launching buku. Baik buku yang ditulis guru atau siswa,” tuturnya pada, Jumat (11/3) di acara National Workshop Digital Library 2022 di Rayz UMM Hotel Malang.
Menggagas dan mendorong perpustakaan digital di sekolah-sekolah Muhammadiyah, pemangku kebijakan sekolah tersebut harus memiliki arah program yang jelas, dan harus memiliki kepekaan terhadap digitalisasi.
“Untuk bisa memakmurkan perpustakaan, maka kepala sekolah Muhammadiyah harus punya program yang jelas tentang pengadaan buku, baik itu secara digital atau hard-nya,” ujarnya.
Arah digitalisasi arsip atau buku-buku koleksi perpustakaan selain memudahkan akses pembaca atau pengunjung perpustakaan juga dimaksudkan supaya dokumen-dokumen tersebut tidak hilang, atau rusak karena usia buku yang tua maupun rusak karena dimakan rayap.
“Ini lebih aman untuk koleksi perpustakaan. Menghindari dari kena rayap atau penyebab lainnya,” ungkapnya.
Di sisi lain, Prof. Biyanto menyarankan supaya lebih menguatkan perpustakaan sekolah Muhammadiyah, membuat jejaring juga perlu dilakukan dengan baik. Membangun jejaring antar perpustakaan sekolah-sekolah Muhammadiyah agar lebih besar dan lebih baik.
“Langkah ini untuk melakukan kolaborasi dalam bentuk digital berupa file. Ini bisa dilakukan lintas level sehingga perpustakaan memiliki banyak memiliki referensi bacaan,” katanya.
“Ini saya yakin sudah memiliki, tetapi harus lebih dioptimalkan dalam menjadikan perpustakaan kita menjadi perpustakaan digital. Dengan upaya ini perpustakaan sekolah Muhammadiyah bisa lebih baik lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim, Khozin menjelaskan bahwa literasi tidak hanya membaca dan menulis. Merujuk pada perintah membaca dalam Surat Al Alaq ayat 1, meski secara gramatikal disebutkan membaca, tapi membaca di situ memiliki arti luas.
“Literasi adalah kemampuan identifikasi, memahami, implementasi, mencipta, membuat, berkomunikasi, menghitung, mengumpulkan bahan-bahan tertulis dan cetak,” tuturnya.
Literasi, katanya, di sisi lain juga bermakna pengembangan. Menuju pada pemaknaan ini, sambungnya, literasi harus digarap dengan baik, khususnya bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah.