MUHAMMADIYAH.OR.ID, KEBUMEN — Gerakan amal nyata yang dilakukan oleh Muhammadiyah dari pusat sampai daerah, bahkan ranting merupakan ikhtiar untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta. Amalan yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu diperuntukkan bagi semua tanpa terkecuali.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Pengajian Akbar (23/10) dalam rangka semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah PDM Kabupaten Kebumen di Kompleks Kantor Bupati Kebumen.
Haedar menjelaskan, bahwa gerakan Muhammadiyah saat ini sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Bahkan di kawasan Indonesia timur yang notabene sebagai daerah dengan mayoritas non muslim, Muhammadiyah telah mendirikan banyak Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), pelayanan kesehatan, juga sekolah tingkat dasar, sampai dengan taman kanak-kanak yang didirikan oleh ‘Aisyiyah.
“Kami juga meresmikan sumber mata air di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Betapa air itu susah di kawasan itu, dan tanahnya berbatu-batu,” ucapnya.
Gerakan amal ini bukan hanya mengerakkan hati warga Muhammadiyah atau umat Islam saja, tetapi juga mampu menggerakkan hati tokoh non muslim di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dengan rela dan senang hati menghibahkan lahannya untuk lokasi pendirian sekolah Muhammadiyah.
Menurutnya, ini merupakan gerakan amal nyata untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta, tanpa sekat agama, suku dan warna kulit.
Dalam konteks global, atau semesta, Muhammadiyah langsung menandainya dengan pendirian Sekolah Dasar di Australia dengan nama Muhammadiyah Australia College (MAC), serta mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), termasuk keberadaan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di 28 negara. Tentang pelayanan pendidikan tinggi, jika dikalkulasikan, jumlah lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah lebih banyak daripada negeri.
“Apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah ini merupakan perwujudan spirit dari memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta,” ujar Haedar.
Terkait dengan alasan semangat membangun Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), Haedar menjelaskan bahwa Muhammadiyah ini sebagai Harakah Al Islamiyyah. Oleh karena itu, sebagai tanda sebuah gerakan Islam, maka harus ada gerakan yang dilakukan secara dinamis untuk merespon perkembangan zaman. Dalam memajukan peradaban, katanya, Muhammadiyah berlandaskan pada Agama Islam.
Guru Besar Sosiologi ini menegaskan bahwa, Umat Islam lebih-lebih warga Muhammadiyah jangan terpisah dengan dunia. Dia mendorong supaya umat Islam harus mengisi dunia ini dengan kebaikan-kebaikan. Umat Islam harus mampu mengelola alam dengan baik, tidak eksploitatif, dan tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan yang lain.
“Islam bukan hanya dalam Al Qur’an, tetapi juga di dalam Sunnah hidup dan perjuangan Nabi. Selama 23 tahun Nabi menjadikan Yastrib menjadi Madina Al Munawaroh (kota yang tercerahkan),” ucapnya.
Maka jika ingin melestarikan Sunnah dan perjuangan Nabi Muhammad Saw, harus mampu mengaktualisasikan jejak nabi tersebut untuk memajukan peradaban. Menurutnya, hal itu merupakan pesan substantif dari Ajaran Agama Islam untuk mencerahkan peradaban.