MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Kalender Islam Global adalah kalender Hijriah dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Artinya satu sistem kalender berlaku di seluruh kawasan muka bumi tanpa kecuali yang berasaskan keselarasan antara hari dan tanggal.Apabila tanggal 9 Zulhijah di suatu tempat jatuh pada hari Sabtu, misalnya, maka di bagian dunia lain mana pun tanggal 9 Zulhijah itu jatuh pada hari Sabtu.
Dalam Focus Group Discussion tentang Kalender Hijriah Muhammadiyah dan Kalender Hijriah Global (1444-1450 H) pada Rabu (30/03) di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Syamsul Anwar menyayangkan hingga saat ini, umat Islam menggunakan kalender lokal yang hanya berlaku pada kawasan atau komunitas tertentu, seperti kalender Malaysia, kalender Saudi, atau kalender taqwim standar Indonesia.
Dalam upaya menyatukan satu hari satu tanggal di seluruh dunia, Syamsul menjelaskan tentang beberapa prinsip yang melandasi Kalender Islam Global, di antaranya: pertama, penerimaan hisab. Kalender Islam Global tidak akan tersusun bila menggunakan rukyat. Bahkan kalender lokal sekalipun tidak mungkin dibuat berdasarkan rukyat fikliah.
Sebaliknya, dengan hisab umat Islam dapat melakukan penataan sistem waktu. Kedua, transfer imkan rukyat. Prinsip ini berangkat dari fakta bahwa imkan rukyat ini tidak bisa meliputi seluruh kawasan dunia.
Karenanya, imkanu rukyat yang terjadi di tempat tersebut ditransfer ke kawasan yang belum mengalami imkan rukyat. Dengan kata lain daerah yang hilalnya masih di bawah ufuk diikutsertakan kepada kawasan yang sudah mengalami imkan rukyat, dan karena itu ikut memulai bulan baru.
Ketiga, kesatuan matlak. Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip transfer imkanu rukyat yang berarti bahwa seluruh muka bumi dipandang sebagai satu matlak. Karenanya, apabila di suatu tempat di mana pun di muka bumi telah terjadi imkanu rukyat, maka itu dipandang berlaku bagi seluruh kawasan muka bumi karena seluruh muka bumi adalah satu kesatuan matlak.
Keempat, keselarasan hari dan tanggal di seluruh dunia. Artinya, satu tanggal satu hari di seluruh dunia. Kelima, penerimaan garis tanggal internasional. Garis Tanggal Internasional merupakan garis demarkasi khayal di permukaan bumi yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan dan membatasi perubahan satu hari kalender ke yang berikutnya. Garis ini melewati tengah Samudra Pasifik, mengikuti garis bujur 180 derajat, garis ini yang menjadi batas awal hari baru.
Syamsul pernah mengkritik wacana patokan Garis Tanggal Internasional ditarik dari atas Ka’bah. Sebab apabila garis tersebut ditarik dari tanah yang banyak penduduknya, maka akan kesulitan mengadakan pertemuan karena akan ada dua hari yang berbeda dalam satu wilayah. Artinya, dalam satu kawasan Masjidil Haram, sisi barat jamaah sedang menunaikan salat jumat dan sisi timur sedang berlangsung salat zuhur.
Setelah menjelaskan tentang prinsip-prinsip Kalender Islam Global, Syamsul berharap umat Islam segera meninggalkan kalender lokal. Sebab kebutuhan menyatukan momen-momen ibadah umat seperti jatuhnya tanggal 9 Zulhijah (hari Arafah) secara serentak di seluruh dunia adalah suatu keharusan agar umat Islam dapat menjalankan ibadahnya (puasa Arafah) secara benar dan tepat pada waktunya.