MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Bagi Muhammadiyah Islam adalah dinul hadarah atau agama yang membawa kemajuan peradaban. Pandangan tersebut menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir wajib dipahami oleh seluruh anggota Muhammadiyah, elit dan kader Persyarikatan termasuk anggota perguruan silat Tapak Suci.
“Tunjukkanlah bahwa kader Tapak Suci Muhammadiyah sebagaimana juga seluruh anggota Muhammadiyah, elit dan kader Persyarikatan dalam Berislam betul-betul mengikuti rujukan Tarjih Muhammadiyah yang memahami Islam secara bayani, burhani, dan irfani dalam satu kesatuan yang interkoneksi. Sehingga kader Tapak Suci Muhammadiyah tidak memahami Islam secara dangkal, parsial, dan tertinggal,” pesan Haedar, Sabtu (31/7).
Dalam ucapan Milad ke-58 Tapak Suci, Haedar berharap Kader dan pimpinan Tapak Suci Muhammadiyah senantiasa menunjukkan uswah hasanah dalam Berislam yang membawa pada kemajuan peradaban.
“Umat Islam di manapun berada tidak mungkin menjadi khairu umah, menjadi umat terbaik kalau dirinya masih tertinggal. Termasuk dalam menghadapi kondisi pandemi jangan sampai ada kader Tapak Suci dan Muhammadiyah yang berpandangan tertinggal, jumud, dan mungkin juga bias dalam mamahami musibah besar ini sehingga dalam beragama tidak mengikuti Tarjih, dalam beribadah tidak mengikuti Tarjih bagaimana beribadah di kala darurat,” tuturnya.
“Poin penting ini menunjukkan pada kita bahwa dalam Berislam, sesuai prinsip syariah dan tujuan syariat juga kita harus mengedepankan lima prinsip yakni hifz din menjaga agama, hifz nafs menjaga jiwa, hifz aql menjaga akal pikiran, hifz maal menjaga harta dan hifz nasr menjaga keturunan. Maka ketika kita beribadah di kala darurat dengan tuntunan Tarjih, menghindari kerumunan baik di masjid maupun di luar, itu merupakan bukti dari cara beragama kita yang berkemajuan tapi sesuai dengan prinsip-prinsip maqashidah syariah kita yang kokoh bahwa menjaga jiwa harus menjadi satu kesatuan dengan menjaga agama, akal pikiran termasuk harta dan keturunan,” jelasnya.
“Begitu juga ketika kita menjaga agama harus satu kesatuan dengan menjaga jiwa, harta, akal pikiran dan keturunan dengan pemahaman keagamaan yang berkemajuan itu maka Insyaallah kader, anggota, dan elit pimpinan Tapak Suci Muhammadiyah akan menjadi pelangsung, penerus dari perjuangan pergerakan Muhammadiyah yang membawa misi utama dakwah dan tajdid,” imbuh Haedar.
Termasuk dalam mengambil peran amar makruf nahi munkar, Tapak Suci dipesankan Haedar untuk memiliki pemahaman Keislaman yang kokoh secara bayani, burhani dan irfani beserta wawasan keilmuan sehingga melakukannya dengan penuh hikmah.
“Dakwah dalam makna menyebarluaskan Islam ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga Islam diyakini dipahami dan dipraktekkan, tajdid dalam makna selalu mengedepankan pembaharuan, reformasi, dan kemajuan dalam kehidupan beragama yang membawa Islam pada gerakan pencerahan yang membawa peradaban,” pungkasnya.