MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANJARNEGARA – Sunarko, petani asal Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Purwokerto berhasil menciptakan konsep teknologi pertanian padi bernama Jarwo Riting Plus, kepanjangan dari Jajar Legowo (Jarwo), Parit Keliling (Riting) dan Plus (Ada tanaman Revugia).
Teknologi yang telah diujicoba sejak lama dan metodologinya dipakemkan mulai 2017 itu kata Sunarko menjadi solusi terbaik untuk melipatgandakan hasil panen padi pada daerah dengan produktivitas rendah baik akibat serangan hama atau karena kondisi alam.
Selain itu, teknologi ini kata dia mudah diaplikasikan bagi para petani tradisional yang sulit memahami teknologi pertanian modern. Tak ayal, metode ini sering menjadi juara dan dijadikan oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara sebagai program percontohan di Kabupaten Banjarnegara.
“Meski sudah lama, pada tahun 2021 baru dilirik oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, yakni melalui Program IPDM-IP yaitu semacam program pertanian yang diperuntukan untuk demplot kelompok tani di bawah saluran irigasi,” kata Sunarko, Sabtu (19/3).
Alumni pendidikan S1 Pertanian UMP ini menyebutkan metodenya akan diajarkan pada sedikitnya 20 kelompok tani di Kabupaten Banjarnegara pada program IPDM-IP (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation) pada Musim Tanam kedua tahun 2022 ini.
Budidaya tanaman padi menggunakan Teknologi Jarwo Riting Plus ini sebagaimana konsep pertanian pada umumnya, bedanya hanya lebih menekankan pada pengendalian penyakit. Manfaat riting (parit keliling) diantaranya memudahkan pengaturan air seperti memasukkan air dalam petakan sawah lebih mudah dan cepat, membuang kelebihan air mudah dan cepat, mengontrol kebutuhan air lebih mudah.
Selain itu riting memudahkan pengendalian hama, seperti keong dan orong-orong. Adapun tanaman revugia ditanam di setiap pematang sebagai border atau pelindung dari hama tanaman. Revugia adalah tanaman seperti tanaman hias (kenikir, kertas, tombel, matahari), sayuran(kacang panjang, pare, seledri, kangkung), gulma (bebandotan), dan tanaman pangan (jagung, kedele, ubi jalar). Revugia selain berfungsi sebagai habitat musuh alami (predator), sumber makanan predator, juga berfungsi untuk mengusir hama. Revugia juga memiliki nilai estetik untuk menambah keindahan sawah.
“Yang pada akhirnya menambah pendapatan petani,” terangnya Menyinggung tentang besaran produktivitas tanaman padi bila menerapkan Teknologi Jarwo Riting Plus, Sunarko menambahkan, kenaikan sebesar 26 persen. Atas prestasinya, Sunarko menjadi petani inovatif LKMA Center Banjarnegara pada 2017, Penyuluh Swadaya Teladan 2019 dan Duta Petani Andalan 2021. (afn)
Hits: 22