MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Sepanjang bulan April 2020 sampai April 2021, kasus ibu hamil (bumil) terinfeksi covid-19 mencapai angka 541. Merujuk penelitian yang telah banyak dipublikasi, dr. Supriyatiningsih dari Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah menyebut, bahwa bumil yang terpapar covid-19 memiliki resiko yang lebih berat karena lebih mudah jatuh dalam keadaan gagal nafas.
Resiko berat lain juga akan dialami oleh ibu yang sedang menyusui yang terpapar virus covid-19 namun dia tidak menyadari bahwa dirinya terpapar. Ketidaktahuan ini akan membuat ibu yang menyusui jadi lalai, tidak memakai prokes saat menyusui anaknya, alhasil virus akan mudah tertular ke anaknya karena kedekatan interaksi antar mereka berdua.
“Tapi juga kalau dia mengetahui kemudian dipisahkan, karena wajib isoman, maka inilah yang menyebabkan terjadinya leg dalam memberikan pengasuhan. Karena sering terjadi kebingungan bagaimana caranya memberi ASI ketika harus berpisah isoman,” ucap dokter spesiali obsgyn ini pada (7/7) dalam acara yang diselengarkan oleh PP ‘Aisyiyah secara daring.
Sementara itu, dampak bumil yang terpapar virus covid-19 menurut penelitian juga disebutkan memiliki resiko pada janin, seperti kematian pada janin dan terjadinya persalinan premature menjadi lebih besar. Menurut dr Supriyatningsih ini akan menjadi beban ganda, karena jika bayi lahir premature maka akan menganggu penanganan stunting yang saat ini ingin dipercepat.
Terkait dengan isu yang menyebut janin akan tertular virus covid-19 karena ibu terpapar covid-19, hal ini bisa saja terjadi karena ada transmisi darah secara langsung dari ibu ke janin. Meski demikian, sampai hari ini masih belum banyak data yang menunjukkan lebih konkrit bagaimana penularannya. Jadi belum tentu bumil yang terpapar virus covid-19 akan menularkan kepada bayinya.
Terkait solusi atas paparan virus covid-19 kepada ibu hamil dan menyusui, dr Supriyatningsih menyarakan beberapa langkah berikut. Yaitu memberikan edukasi yang benar terkait dengan cara memberikan pengasuhan tanpa dia melakukan kontak langsung, namun jika anak masih memerlukan ASI ibu wajib menerapkan prokes dengan ketat. Akan tetapi jika khawatir tetap bisa menularkan virus, ibu yang menyusui baiknya memerah ASI nya untuk menghindari kontak langsung dengan anak.